Minggu, 02 Juni 2013

Sinopsis Guilty Crown

Title: Guilty Crown
Genre: Action, Mecha, Shounen, Science-Fiction
Director: Tetsurou Arakai
Writer: Hiroyuki Yoshino
Character Design: Redjuice, Hiromo Katou
Mecha Design: Atsushi Takaeuchi
Music: Hiroyuki Sawano, Ryo [Supercell]
Animaton Production: Production I.G



Tahun 2029, Jepang dilanda wabah penyakit misterius "Apocalypse Virus" yang muncul di daerah Roppongi, yang kemudian menyerang seluruh pelosok negeri, dan peristiwa ini dikenal sebagai "Lost Christmas".Sebuah organisasi multinasional GHQ ditugaskan oleh PBB untuk membantu membersihkan Jepang dari penyakit tersebut. Tak terasa 10 tahun telah berlalu, kini GHQ yang bermarkas di Area 24 di Odaiba [Tokyo Bay] itu sudah semakin menguasai Jepang dalam hukum dan pemerintahan.

Di tahun 2039 inilah hidup seorang pemuda bernama Shu Ouma yang tidak pintar bergaul dan suka mendengar nyanyian Inori Yuzuriha, vokalis grup web-artist EGOIST lewat streaming video di internet.Temannya hanyalah 2 anggota klub penelitian video, Yahiro Samukawa, dan Souta Tamadate, lalu Hare Menjou tetangga di mansion yang sama,dan sang ketua kelas Kanon Kusama. Hingga suatu hari, Shu bertemu Inori yang kebetulan sedang bersembunyi di markasnya. Inori ditangkap pasukan GHQ Anti Bodies yang dipimpin Mayor Guin, tapi Shu hanya bisa bersembunyi ketakutan. 

Merasa bersalah, Shu mengikuti permintaan Inori agar membawa Funell [Pet robot milik Inori] ke Roppongi untuk menyerahkan tabung Void Genome pada Gai Tsutsugami, bos grup resistansi Sougisha [Undertaker] atau Funeral Parlor.Disaat yang sama pasukan Mayor Guin juga datang menyerang Roppongi. Pertempuran robot Endlaves GHQ dan Endlaves Jumeau yang dikendarai Ayase Shinomiya [anggota Sougisha] pun pecah. Gai menyuruh Shu menyelamatkan diri agar tabung Void Gename yang dibawanya selamat. Tapi ditengah jalan Shu melihat Inori yang berhasil kabur akan ditembak oleh sebuah robot  Endlaves GHQ. Setelah berperang dengan ketakutannya sendiri, Shu berlari menyelamatkan Inori tanpa pikir panjang.

Di saat itulah, tabung Void Genome yang dibawanya pecah meresap masuk ke tubuh Shu, lalu muncul di tangan kanannya sebagai bukti kekuatan Ou no Nouryoku [Power of Kings] sudah dimilikinya.Setelah Inori berdiri di depannya dan berkata "Watashi o tsukatte!" [Tolonglah aku!], sebuah lubang muncul di bagian dada Inori dan tangan kanan Shu masuk kesana, menarik keluar sebuah pedang besar yang disebut Void. Proses penarikan Void dari tubuh Inori itu memancarkan cahaya hingga ke langit dan menarik perhatian semua orang.Walau sempat kaget, Shu segera menyerang robot Endlaves GHQ dengan pedang tersebut. 

Tentang tokoh utama:
Shu Ouma hm...bisa dibilang di awal cerita dia itu seorang anak laki-laki yang karakternya lemah, penakut bahkan bisa dibilang pengecut dan juga 'Childish'. Benar-benar karakter yang cukup menyebalkan kalau seandainya dia tetap hidup normal dan tidak punya kekuatan Void yang keren. Haha..sifat awalnya sama persis seperti Tsunayoshi Sawada dalam Katekyo Hitman Reborn. Tapi seiring dengan masalah dan musuh yang dihadapinya bersama dengan teman-teman para Funeral Parlor-nya, Shu pun mulai sedikit berkembang dan mau bersikap jujur terhadap dirinya sendiri. 

Ah tapi sangat disayangkan nasibnya tidak sebaik Tsuna. Tsuna selalu punya teman-teman baik yang mendukung dan guru yang dapat menasehatinya. Berbeda dengan Shu yang dikelilingi orang-orang yang lemah hatinya terutama punya teman seperti Yahiro dan Souta, sehingga menyebabkan Hare, salah satu teman Shu yang paling tulus selain Inori meninggal. Tragedi inilah yang menyebabkan nantinya akan merubah Shu menjadi seperti Lelouch dalam Code Geass.

Sumber : http://our-animanga.blogspot.com

Gallery Photo of K-On


K-ON!

Akiyama Mio (Bassis)

Yui Hirasawa (Gitaris)

Tsumugi Kotobuki (Keyboardis)

Tainaka Ritsu (Drumer)

Azusa Nakano (Gitaris)




Sabtu, 01 Juni 2013

Boneka Penangkal Hujan "Teru-Teru Bozu"

Inilah boneka yang disebut "Teru-Teru Bozu". Boneka ini dibuat oleh masyarakat Jepang sebagai tradisi kebudayaan untuk penangkal hujan. Apabila mereka ingin esok hari cuca cerah, mereka menggantungkan boneka ini di dekat jendela pada malam harinya. Boneka ini juga bisa di kreasikan dengan berbagai warna kain dan bentuk muka yang berbeda-beda.


Berdasarkan dari segi etimologisnya, boneka "Teru-Teru Bozu" ini berasal dari kata "Teru" yang menggambarkan sebagai sinar matahari, dan "Bozu" adalah biksu.  Mengapa harus ada kata "Bozu/Biksu?". Ternyata terdapat sejarahnya pada boneka Teru-Teru Bozu ini.

Sejarah Teru-Teru Bozu
Sejarah Teru-Teru Bozu ini di duga berasal dari sebuah kisah mengenai seorang biksu yang menjanjikan akan mendatangkan sinar matahari kepada petani, karena banyaknya tanaman yang rusak akibat hujan yang berkepanjangan. Namun karena biksu tersebut tidak bisa mendatangkan sinar matahari, akhirnya biksu itupun di hukum mati.

Mungkin nama "Bozu" untuk boneka ini tidak bisa di artikan sepenuhnya sebagai seorang "biksu". Namun lebih kepada kepala boneka yang bundar, di artikan sebagai kepala yang botak, maka dengan begitu cahaya matahari akan memantul, dan mengakibatkan cuaca akan menjadi cerah nantinya.


Apabila Teru-Teru Bozu di taruh terbalik, maka diartikan, kita ingin meminta hujan. Jadi jangan sampai salah memasangnya yaa? :D

Festival Kebudayaan Jepang (Bunkasai)

Festival Budaya Jepang (文化 Bunkasai ) adalah acara tahunan yang diselenggarakan oleh sebagian besar sekolah di Jepang , dari  Taman Kanak- kanak dan universitas di mana siswa menampilkan prestasi sehari-hari mereka. Orang yang ingin masuk sekolah  atau yang tertarik dengan sekolah mungkin datang untuk melihat apa saja kegiatan yang sekolah dan suasana, seperti orang tua juga mungkin ingin melihat jenis pekerjaan yang dilakukan anak-anak mereka .


Definisi
Menurut pedoman Kurikulum oleh Departemen Pendidikan, festival budaya merupakan bagian dari kegiatan khusus dan didefinisikan sebagai acara yang bertujuan untuk menggunakan hasil belajar setiap hari untuk meningkatkan motivasi. 

Festival Budaya adalah bagian dari pelajaran reguler di sekolah dasar, SMP dan SMA, sehingga siswa diwajibkan untuk menghadiri untuk kelulusan. Di universitas, festival budaya ditempatkan sebagai kegiatan ekstrakurikuler. Secara tradisional, sebagian besar sekolah mengadakan Bunkasai pada atau sekitar Hari Budaya (3 November), hari libur nasional. Biasanya diadakan pada hari Sabtu atau Minggu kadang-kadang bahkan keduanya. 

Nama
"Festival Budaya" (Bunkasai) dan "Festival University" (Daigaku-sai) adalah kata benda umum di Jepang, sehingga nama-nama festival budaya tergantung pada masing-masing sekolah dalam kenyataan. Misalnya, festival di Universitas Tokyo, Komaba Kampus bernama Komaba-sai. 

  

Kenyataan
Festival diadakan untuk menampilkan pembelajaran siswa, tetapi banyak yang mengunjungi festival hanya untuk kesenangkan. Makanan disajikan, dan sering ruang kelas atau gimnasium diubah menjadi sementara restoran atau kafe . Tarian, konser dan drama dapat dilakukan oleh individu relawan atau dengan berbagai sekolah "klub" seperti klub dansa, para orkestra klub, band dan klub drama.


Festival Budaya dimaksudkan untuk menjadi peristiwa menyenangkan, tetapi juga satu-satunya kesempatan setiap tahun bagi siswa untuk melihat seperti apa hidup ini di sekolah lain. Hal ini juga dimaksudkan untuk memperkaya kehidupan masyarakat dengan meningkatkan interaksi sosial.